" PERAN KOPRI DI TENGAH PANDEMI "
Kopri adalah Wadahnya Perempuan yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah, KOPRI Cukup strategis dalam kontribusinya menopang Posisi Perempuan sebagai Mahluk yang sama seperti halnya laki-laki, tak Jarang peran Kopri cukup Kontras dalam menyikapi sekelumit persoalan yang berkembang di Masyarakat.
Kopri dapat di identifikasi dalam ruang biologis misalnya dari segi anatomi biologis perempuan berbeda dengan Laki-Laki, memang pada dasarnya tidak kemudian perbedaan fisiklah yang menentukan kelas antara perempuan dan Laki-Laki.
Meskipun begitu Lahirnya Korps Putri ini adalah bagian dari bentuk sebuah Kepercayaan dari PMII dalam memberikan Ruang bagi perempuan untuk ikut serta mengambil peran dalam menyikapi ragam persoalan yang kian berkembang di tengah masyarakat.
Selain itu KOPRI Pun terlibat Proaktif dalam menyikapi Dinamika Politik di Indonesia, seperti yang di katakan Oleh Khoirun Nisa salah satu Pengurus Kopri Cabang kediri " KOPRI PMII Harus Mampu menguasai Pendidikan dan Politik " Pada subtansinya Kopri adalah Lokomotif Pengerak yang Wajib mengentaskan segala Persoalan dibangsa ini.
Peran Kopri di tengah Pandemi
Kondisi Global maupun Nasional saat ini sedang di hantam oleh Penyakit menular yang dikenal sebagai Pandemi Covid-19.
Penyakit ini tidak hanya berputar dalam persoalan Penyebaran wabah tetapi juga dapat melumpuhkan Ekonomi secara masiv.
Dalam penanganan Pandemi Kontribusi dan Peran Perempuan jangan di anggap abai. Dalam mempelopori putusnya mata rantai penyebaran Virus ini banyak hal yang penting untuk di lakukan, seperti memberikan pemahaman soal menjaga ketahanan Imun keluarga selama masa Pandemi, Proyeksi menerapanya adalah melakukan Social distancing dan Work From Home.
Perempuan yang pada kelas sosialnya sangat termarjinalkan dan menjadi kaum kelas dua, sudah saatnya mengambil peran lebih, dalam menyikapi gejolak Pandemi, hal ini menjadi pengalaman sosial baru bagi perempuan yang pada realitanya sarat akan diskriminatif gender.
Dalam penanganan COVID-19 ini stigma kurang percaya terhadap perempuan sebagai agen of change kurang tereduksi di otak kaum laki-laki, ini kemudian melahirkan ekspektasi sosial bias gender.
Selama berdekade-dekade lamanya, perempuan digambarkan secara timpang dalam masyarakat. Sebagai aktor sosial yang memainkan peran yang ditentukan oleh laki-laki sebagai pemegang kekuasaan.
Perempuan selalu dalam belenggu reresentase Palsu, Penuh akting dan Menggoda. Perempuan selalu memainkan peran yang secara simbolis bukan dirinya.
Meskipun begitu telah banyak harapan yang disematkan pada perempuan sebagai " ujung tombak dalam percepatan penanganan Covid-19 ini " Korps PMII Putri yang pada dasarnya mengidiologisasikan nilai-nilai keadilan Gender, mampu mengambil Posisi strategis dalam menangani masalah-masalah sosial utamanya adalah Pandemi Covid-19 ini.
Saya sendiri sebagai refresentasi dari Kopri PMII Cab.kota Gorontalo merasa bangga terkafer di Korps PMII Putri sebab pada dasarnya saya ingin terlibat langsung dalam mensejahterakan Masyarakat serta merealisasikan subtansi dari nilai-nilai kemanusiaan.
Selain itu pada dasarnya banyak Perempuan yang menjadi tokoh Nasional dalam mempelopori gerakan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah Cut Nyak dien, R.A Kartini, Raden Dwi Sartikan, mereka adalah Bunga harum yang mekar sekalipun telah tiada.
Dalam Konteks inilah Perempuan berhak Mengambil peran sepenuhnya terlebih dalam menangangi isu Pandemi yang kian Masiv di masyarakat.
Misalnya, melakukan Sosialisasi secara Virtual terkait penanganan Covid-19, memberitahukan pentinganya mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, sehingga bisa memutus mata rantai Penyebaran Covid-19, dan Bekerja sama dengan Tim gugus tugas di lapangan dalam memberantas penularan penyakit Covid-19 ini.
Penulis_fifiBawole
Tidak ada komentar:
Posting Komentar