Jumat, 07 Juni 2019



Mengenang Ir. Soekarno Sang Singa Podium

PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)

6 Juni 2019   16:28 Diperbarui: 7 Juni 2019   2:56



Hijaumerahku.blogspot

Hari lebaran kedua yang bertepatan dengan tanggal 6 Juni 2019, merupakan tanggal dimana sang proklamator dilahirkan.

Ya, siapa lagi kalau bukan Ir. Soekarno, seorang proklamator sejati yang membacakan teks proklamasi (17/08/194) untuk mengumumkan kepada dunia bahwa negara Indonesia telah bebas dan merdeka.

PMII didirikan atas perintah bung Karno, karena itu semangat dan perjuangan kita seharusnya seperti soekarno, Hatta, Syahrir serta sahabat seperjuangan lainya adalah orang yang cerdas, pintar sekaligus punya visi yang besar tentang masa depan dunia wabillhusus Indonesia.

Selain dibekali Ilmu dan Pengetahuan yang luas, taktik dan strategi Soekarno dan sahabat-sahabat bisa mengambil momentum yang terjadi di dunia internasional untuk membawa indonesia ke gerbang kemerdekaan.

Kisah perjuangan para pahlawan memprolamirkan kemerdekaan Indonesia itu juga banyak diceritakan dalam buku-buku sejarah, Salah satunya ditulis Hasyim Wahid. Yang menceritakan dari masa kecil soekarno seperti sedikit biografi dari hasil bacaan saya ini,
Ir. Sokarno yang memiliki nama kecil Koesno Sosrodihardjo lahir di Surabaya, Jawa Timur 1901. Sehingga di tahun 2019 ini, kita mengenang kelahirannya yang ke 118.

Hari miladnya Ir. Soekarno ini merupakan salah satu dari sekian banyak peristiwa di dunia yang layak dikenang pada 6 Juni.

Sebuah sejarah besar lahir dari tangan emasnya soekrano Di tahun 1928, setelah perang Dunia 1 Indonesia melalui para pemuda berhasil mendeklarasikan Indonesia ke dunia Internasional atau kita kenal dengan sumpah pemuda (The Nation Of Indonesia). Selanjutnya Pemuda Indonesia berhasil mengambil momentum ke dua memproklamirkan Indonesia merdeka setelah kota Hirosima dan Nagasaki Jepang di Bom oleh sekutu.

Salain dari gerakan beliau lantangya suara beliau pun menjadi satu tolakan semangat perjuangan yang patut di Apresiasi sehingga ia di kenal dengan Sang Proklamator Bung Karno, beliau dipilih sebagai proklamator karena keahliannya dalam berpidato.

Di berbagai forum persiapan kemerdekaan Indinosia seperti BPUPKI, Bung Karno menjadi salah satu tokoh yang berpidato menyampaikan gagasannya terkait dasar negara pada 1 Juni 1945.

Bung Karno juga sering berorasi dalam podium perjuangan melawan penjajah. Kelihaian dalam berpidato ini sangat digemari oleh para pejuang, karena melalui kata-katanya dapat membuka jalan pikiran dan membakar semangat berkali-kali lipat para pendengarnya untuk melawan penjajahan.

Kelihaian merangkai kata dengan intonasi yang menggugah semangat juang para pendengarnya, membuat Bung Karno dijuluki sebagai sang Singa Podium.

Perjuangan menjadi singa podium tidaklah mudah, dikisahkan bahwa Soekarno muda belajar dari Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang merupakan ketua Serikat Islam. Beliau sering belajar sendiri di dalam kamar tidurnya.

Dengan modal ilmu yang dimilikinya dan suara mengelegarnya, bakat Soekarno muda mulai terlihat.

Berkat kelihaian dalam berpidato tersebut, Soekarno sering ditunjuk berorasi di depan para pejuang kemerdekaan.

Karena dinilai dapat mengancam penjajah berkat gerkannya, Soekarno diasingkan untuk menghentikan gerakannya. Disaat diasingkan iniasingkan karena mengancam pihak penjajah, Sorkarno masih saja terus berlatih untuk berorasi.

Ini adallah contoh orasi Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945 :

Saudara-saudara sekalian!

Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa maha-penting dalam sejarah kita.

Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan telah beratus-ratus tahun!

Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.

Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya.

Di dalam jaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya.

Peristiwa Sejarah diatas walaupun singkat, Paling tidak kita dapat memahami semangat perjuanganya untuk memperjuangkan bangsa ini mulai dari pra kemerdekaan hingga menuju Indonesia merdeka. Sehingga dari mereka kita jadikan panutan untuk membawa bangsa ini, tidak hanya menuju satu abad merdeka tetapi merdeka selamanya.

Singkatnya Saya berharap dengan diadakanya Mapaba PMII bisa melahirkan pemuda seperti generasi Soekarno, generasi baru yang Ilmu pengetahuanya seperti pemuda diawal kemerdekaan, Pemuda yang hidup dizaman now namun pemikiran dan gerakan mampu menembus masa lalu, sekarang hingga masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN KOPRI DI TENGAH PANDEMI

 " PERAN KOPRI DI TENGAH PANDEMI " Posting By Alwy Kopri adalah Wadahnya Perempuan yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah, KOP...