Jumat, 03 Mei 2019

SEMINAR SIMULASI RUKYATUL HILAL DALAM MENYAMBUT AWAL BULAN RAMADHAN, BAGAIMANA CARA MENENTUKANYA ?

Jum'at 04-Mei-2019

Gorontalo - IAIN Gorontalo dan Lembaga Pusat kajian studi Ilmu falak mengadakan seminar bertajuk simulasi Rukhyatul Hilall "Penetuan Awal Ramadhan 1440 Hijriyah"
Kegiatan ini diawali dengan pemaparan materi, sekaligus menunjukan bagaimana cara mengamati hilall dengan Akurat.

Kegiatan yang dihadiri oleh peserta sebanyak 224 orang ini mendapatkan keunikan tersediri didalamnya, pasalnya kegiatan ini banyak mendapat sorotan dari kalagan mahasiswa, yang sudah berantusias mengikuti kegiatan yang bertajub Seminar tersebut dari beberapa hari yang lalu. Dalam kegiatan ini Mahasiswa akan di beritahukan langsung bagaimana tata cara penghitungan bulan dengan mengunakan Objek kajian studi Ilmu Falak secara matematis.
 
"Antusiasme mahasiswa cukup banyak sehingga memenuhi Aula LP2M"
Berikut pandangan salah satu Mahasiswa yang mengikuti Acara seminar tersebut!

Kegiatan Seminar ini cukup sukses dan istimewa karena kegiatan ini tidak bisa dilakukan oleh semua kalangan maupun Ormas, kegiatan ini harus menghadirkan pakar khusus Ilmu Astronomi (Ilmu Falak) karena harus bisa menentukan secara matematis dasar penetuan hilal yg sebenanrnya.

"Saya berharap kegiatan seperti ini bisa berkembang, seperti halnya kita ketika menerima materi langsung bisa dipraktekan secara langsung bagaimana tata cara memantau hilall.
Dan semoga harapanya kegiatan seperti ini, bisa bekerja sama dengan Lembaga-lembaga Agama setempat sehingga bisa mendapat sorotan dari pemerintah.
Pungkas "Rafdi" yang juga sebagai salah satu peserta dikegiatan tersebut.

Kegiatan seminar simulasi Rukhiyatul Hilal ini, bertujuan memberikan pemahaman, serta metode hisab dan Rukhya, yang secara umum bisa memberikan pengetahuan soal perbintangan.

Simulasi Rukhiyatul Hilal ini mengangkat tema "Memahami Awal dan Akhir Ramadhan" 1440 H. Adapun penjelasan mengenai adanya perbedaan pendapat di kalangan Ulama maupun ormas dalam menentukan kapan awal bulan suci ramadhan, juga dijelaskan secara spesifik di seminar tersebut.

Menurut Bapak Nursodik El Hadee S.H.I M.H, Selaku Narasumber dikegiatan tersebut dalam menetukan posisi Hilall, kita harus mempunyai dua metode sebelum memutuskan posisi hilal, metode yang pertama adalah Hisab, Hisab merupakan rumus pengihitungan ketinggian bulan, jumlah putaran bulan, dan seluruh spesifisaki tentang bulan. Kemudian hasil dari penghitungan Hisab tersebut kita Verifikasi dengan hasil Rukyah, terakhir di Obsevasikan secara langsung hasil dari penggunaan kedua metode tersebut. "Tandasnya" selaku Dosen dan Juga pengelola pusat studi Ilmu Falak (FUSKIF) (IAIN gorontalo)

Hari dalam satu bulan Islam dapat berjumlah 29 atau 30 hari, sehingga dalam satu tahun dapat berjumlah
354 atau 355 hari. Dasar penetapan Awal Bulan Islam ditentukan Oleh hilal, sabit bulan tipis yang nampak oleh kasat mata pada langit senja barat setelah Ijtimak atau konjungsi. Namun khusus di provinsi gorontalo penetuan melihat hilalnya harus dilakukakan dari arah Utara. Acuan Visibilitas hilal ini berimplikasi bahwa setiap bulan Islam bisa terdiri dari 29 atau 30 Hari.

Terakhir Kegiatan seminar ini ditandai dengan pemberian Sertifikat secara Resmi oleh penyelengara kegiatan yang berlangsung di Aula LP2M, IAIN Gorontalo tersebut.

Penulis : Alwy satingi
Matalensaku.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN KOPRI DI TENGAH PANDEMI

 " PERAN KOPRI DI TENGAH PANDEMI " Posting By Alwy Kopri adalah Wadahnya Perempuan yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah, KOP...